• Mengabdi Kepada Orang Tua atau Mengejar Mimpi?

    Assalamualaikum pembaca dimanapun anda berada..
    banyak dari kita yang terkadang merasa dilema antara mengabdi kepada orang tua atau mengejar mimpi kita. Ketika kita memiliki mimpi yang bertentangan dengan orang tua. tentu dilema akan datang menghantui, di lain pihak kita tidak ingin mengecewakan orang tua kita, namun disisi yang lain membuat kita merasa terkekang, tidak bisa maju seperti katak dalam tempurung.

    Seperti inilah yang pernah saya rasakan. ketika ingin mengejar mimpi dengan melangkahkan kaki di perguruan tinggi,
    namun hal ini bertentangan dengan keinginan orang tua yang menginginkan agar anaknya bekerja.

    Bekerja membuat hati dan pikiran tidak sejalan. penyebanya bukan tempat atau rekan kerjanya, melainkan karena idealisme saya saat itu yang mengakibatkan penderitaan tanpa batas. Sekitar 2 tahun sya membohongi diri sendiri. Efeknya pun beragam, salah satunya adalah sering sakit sakitan.

    Namun sakit tidak membuat libur kerja atau semacamnya. hal ini  kulakukan untuk melegakan hati orang tua. 
    Trus bagaimana cara saya melepaskan dilema yang kualami?
    Mudah kok. initinya melepaskan idealisme/mimpi kita.
    Dulu sih mimpiku setelah lulus smk ngelanjut kuliah baru deh bekerja, kemudain ketika sudah punya banyak pengalaman buka usaha sendiri dan yang terakhir mengabdi untuk negeri.
    Mengabdi dengan cara membangun pembangkit listrik (panel surya, Kincir angin, atau air tergantung tempatnya) di pelosok nengeri yang belum terjamah listrik, banyak kok kondisi negeri kita yang belum teraliri listrik.
    Trus modalnya membuat pembangkit listrik dari mana? dari usaha yang tetep Berjalan lah. Disini usaha yang dulu saya inginkan adalah bengkel elektronik. awalnya buka individu trus ambil pegawai. ketik pegawai telah paham. tinggalin tuh usaha, biar yg ngejalanin pegawai kita. sistemnya bagi hasil. eh.. eeh kok malah bahas yang tidak tidak...

    oke bahasan disini adalah cara melepaskan diri dari dilema itu. dulu sih aku memikirkan dan mempertimbangkan banyak hal. salah satunya adalah keadaan keluarga. karena bisa dibilang dari kecil hingga dewasa beliaulah yang merawatku. umurnya pun saat ini sudah 80-an tahun. jadi kebayangkan jika melanjutkan idealisme dengan cara menelantarkan orang tua. bisa dibilang anak durhaka nanti. dulu sih aku ngeyel pengen nerusin mimpi. tapi ketika hidayah datang membuatku berpikir untuk meninggalkan idealisme . Alasanya mudah ternyata hidup tidak semudah yang aku bayangkan. karena kita nemiliki aturan. aturan dari Allah yang saya maksud. pernah saya mendengar hadits tentang pemuda yang ingin ikut berjihad namun keadaan orangtuanya tidak mendukung. karena pemuda ini memiliki tugas merawat orang tuanya. dan inilah jihadznya si pemuda tersebut.

    Dari kisah itu aku menahami bahwa aku masih bisa mencapai keinginanku. karna SekenarioNya lah yang terbaik.
    singkat cerita setelah 2 tahun bekerja di ada kesempatan bagiku untuk lanjut kuliah dengan mengambil kelas karyawan, malah ditawari atasan saya untuk dikuliahkan oleh rumah sakit. dan tentunya 2 tahun itu aku mendapatkan banyak pengalaman untuk buka usaha. kesimpulanku saat ini adalah bukan bekerja di rumah sakit membuat hatiku yang dulunya keras menjadi lebih lunak.
    namun adalah sekenario sang Pencipta yang luar biasa. terkadang dita menginginkan sesuatu namun susuatu itu ternyata kita bisa raih di jalan yang berbeda dari yang awalnya kita pikirkan. ingat kita mungkin bisa berencana namun Allah lah yang bekehendak.
    Maaf bila ada bagian yang hilang atau akhir yang tidak selesai. karena saya hanya ingin berbagi cerita bukan menyelesaikan masalah anda. intinya pikirkan dan pertimbangkan banyak hal dalam mengatasi masalah. perbanyaklah belajar ilmu agama, karena disitulah letak sebenarnya penyelesaian masalah.
    sampai jumpa lagi
    wassalamualaikum.
  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.